You are currently browsing the monthly archive for Agustus 2010.

AMSTERDAM-Pengadilan Banding Belanda menjatuhkan hukuman denda sebesar 2.500 euro atau 3.200 dolar AS kepada sekelompok Muslim di negaranya karena telah membuat dan mempublikasi kartun yang mengolok-olok pembantaian kaum Yahudi pada masa perang dunia kedua atau holocaust.

Pengadilan di Kota Arnhem menganggap kartun yang diterbitkan di situs Arab European League (AEL) pada 2006 itu sebagai perbuatan yang tidak perlu dan ‘menyakitkan’. Dalam kartun itu digambarkan bahwa holocaust itu merupakan kejadian yang terlalu dibesar-besarkan oleh Yahudi. Pengadilan juga memberikan sanksi percobaan selama dua tahun pada AEL agar tidak mengulangi perbuatannya.

Kartun ini menggambarkan dua laki-laki di kamp konsentrasi Auschwitz di Austria yang melihat beberapa mayat. ”Saya tidak berpikir mereka adalah Yahudi,” kata seorang pria dalam kartun itu. Orang yang satunya lagi menjawab, ”Kita harus bisa sampai ke angka 6 juta.” Kartun itu mempertanyakan bagaimana bisa sebanyak enam juta orang Yahudi dibunuh pada masa holocaust.

Kelompok Muslim di Belanda itu sebenarnya tak ingin menyerang tragedi holocaust. Mereka hanya ingin menunjukkan standar ganda kebebasan berbicara yang kerap diterapkan di Belanda dan negara Eropa lainnya. Kartun itu muncul setelah surat kabar Denmark menerbitkan kartun Nabi Muhammad SAW yang memicu protes di kalangan umat Islam di banyak negara.

Saya beruntung dapat menghadiri seminar hasil penelitian bertajuk Gerakan-Gerakan Transnasional pada 23 dan 24 Juni 2010 yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Departemen Agama (Litbang Depag) di Gedung Bayt al-Quran, Jakarta. Awalnya, sebagian peserta yang berasal dari para peneliti, MUI dan ormas-ormas merasa ‘curiga’ dengan topik seminar ini. Namun, Ketua Penyelenggara Seminar, Ahmad Syafi’i Mufid, segera menepis. Ia mengatakan, “Sekarang ini ada sebagian pihak yang memandang negatif gerakan transnasional, bahkan ada yang melihatnya berbahaya. Nah, seminar hasil penelitian ini justru ingin membuktikan apakah kekhawatiran itu benar.” Berdasarkan penjelasan ini, tentu saja, kita semua merasa lega.

Gerakan-gerakan Islam yang dikategorikan transnasional dan dipaparkan dalam hasil penelitian tersebut antara lain Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Ikhwanul Muslimin, Jamaah Tabligh dan Salafi. Para peneliti memaknai gerakan transnasional sebagai gerakan yang memiliki ciri, yakni: (a) tidak lahir dari kultur local; (b) tercerabut dari akar kelokalan.

Dalam forum terbatas itu, kami memberikan pandangan bahwa semua yang ada di Indonesia ini tidak dapat lepas dari pengaruh luar. Terkait kultur lokal, sesungguhnya tidak ada kultur di Indonesia yang benar-benar murni lokal Indonesia. Pasti ada pengaruh dari dunia luar. Hal ini karena Indonesia merupakan titik pertemuan berbagai kultur. Sebagai contoh, dangdut dipengaruhi oleh India; candi Borobudur pun dipengaruhi oleh India; kebaya dan kerudung dipengaruhi oleh nilai Islam; peci yang katanya sekarang menjadi ciri Indonesia diambil dari torbus Turki; jas, dasi dan rok perempuan dipengaruhi oleh kultur Barat. Begitu juga, Pancasila. Kalau kita melihat teks Pancasila yang diusulkan oleh Soekarno dulu banyak yang bukan bersifat lokal. Misal, yang beliau usulkan ‘internasionalisme’ dan social justice (keadilan sosial). Belum lagi istilah dan nilai republik, demokrasi, hak asasi manusia, gender, kabinet, partai dan sistem kepartaian, dll. Semua itu bukanlah nilai maupun kultur lokal. Kalau pengertiannya demikian maka hampir semua organisasi di Indonesia termasuk NU, Muhammadiyah dan organisasi HAM terkategori transnasional. Karena itu, sejatinya tidak perlu lagi ada cap negatif (stigma) terhadap gerakan Islam yang disebut transnasional.

Di antara hasil penting dari penelitian tersebut adalah semua gerakan Islam yang dijadikan obyek kajian tidak perlu dikhawatirkan. Hasilnya positif. Sebagai contoh, Din Wahid, dalam penelitiannya menemukan di lapangan bahwa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) merupakan gerakan dakwah yang bersifat pemikiran, politik dan berjuang tanpa kekerasan. Hal serupa ditemukan dalam aktivitas HTI di Depok oleh peneliti Asnawati. Temuan keduanya di lapangan ini makin memperkuat hasil penelitian sebelumnya seperti yang pernah dilakukan oleh Oesman Nawab.

Selain itu, hasil penelitian Litbang Depag tersebut menyebutkan bahwa HTI memiliki hubungan yang baik dengan berbagai organisasi, lembaga dan ormas Islam. Hal ini memang sesuai dengan kenyataan. Berbagai aktivitas yang diadakan HTI sering dihadiri oleh tokoh-tokoh dari berbagai ormas. Selain itu, HTI menghadiri undangan dari berbagai ormas yang terus mengalir ke kantornya. Silaturahmi pun terjalin terus-menerus. Ini semua menafikan pandangan sementara pihak bahwa gerakan yang mengusung gagasan Khilafah ini bersifat ekslusif terhadap organisasi, lembaga dan ormas Islam lain. Karena itu, tidaklah mengherankan bila Din Wahid dalam rekomendasi penelitiannya menyebutkan, “HTI perlu disikapi dengan dialog, bukan dengan stigmatisasi.”

Ada beberapa poin penting yang bisa dipetik dari Seminar di atas. Pertama: hasil penelitian ini membuktikan bahwa kekhawatiran terhadap HTI selama ini tidaklah beralasan sama sekali. Ini dibuktikan bukan hanya secara teoretik, tetapi juga secara praktik. Ekspos hasil penelitian oleh lembaga yang relatif kredibel kiranya bisa mengurangi tensi kecurigaan terhadap HTI. Ini penting karena selama ini memang ada semacam kecurigaan terhadap HTI bahwa antara teori dan praktik itu berbeda. Maksudnya, secara teori HTI menyatakan diri sebagai gerakan non-kekerasan, tetapi ada pihak tertentu yang curiga HTI melakukan kekerasan atau setidaknya memberikan inspirasi terhadap kekerasan. Nah, hasil penelitian itu membantah tudingan itu.

Kedua: hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah kepercayaan diri, bahwa dakwah yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, istiqamah menapaki jalan yang pernah ditempuh oleh Rasulullah saw. insya Allah akan membuahkan hasil.

Tidur setelah sahur memang jamak dilakukan orang pada bulan puasa. Namun dokter spesialis penyakit dalam, Ari Fahrial Syam, memberi saran sebaiknya hal itu tidak dilakukan. “Karena makanan belum dicerna dan malah bisa berbalik dari lambung ke kerongkongan (atau biasa disebut refluks) karena pengaruh gravitasi,” kata dia ketika dihubungi, Jumat lalu.

https://sinauislam.files.wordpress.com/2010/08/sleep.jpg?w=300

Jika refluks terjadi, Ari melanjutkan, asam lambung akan naik dan melukai kerongkongan. Karena mengalami luka, kerongkongan akan terasa panas seperti terbakar, dan mulut pun terasa pahit.

Dia punya cara untuk menyiasati kemungkinan terjadinya refluks asam lambung ini. “Dengan cara tidur setengah duduk atau tidur menggunakan bantal yang tinggi,” kata Ari.

Namun dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu lebih menyarankan orang yang berpuasa tidak tidur setelah bersantap sahur. “Sebenarnya kan percuma tidur, paling cuma satu jam,” katanya. Ideal-nya, ia menambahkan, seseorang boleh tidur dua jam setelah makan. “Tapi masih bisa ditolerir tidur satu jam setelah makan,” kata Ari.

Makanan yang sukar dicerna, Ari melanjutkan, adalah makanan yang terlalu berlemak. Keju dan minyak dalam jumlah banyak akan memerlukan waktu dua jam untuk dicerna. Sedangkan nasi dengan sayur berkuah atau telur dan ikan rebus biasanya memerlukan waktu satu jam untuk dicerna.

Agar lambung punya cukup waktu untuk mencerna santapan sahur, peraih Young Clinician Award pada World Congress of Gastroenterology Bangkok 2002 itu menyarankan orang yang berpuasa makan sekitar satu jam sebelum waktu imsak. “Jam 3-an sudah makan makanan padat. Jangan mepet-mepet waktu imsak,” katanya.

Barulah mendekati waktu imsak, menu dilanjutkan dalam bentuk camilan, buah-buahan, dan minum air putih. Dengan cara ini, ketika tidur, makanan sahur telah dicerna dan terhindar dari refluks. Seusai salat subuh, jika memang sangat mengantuk, orang yang berpuasa dianjurkan tidur sebelum beraktivitas.

Ari juga menjelaskan bahwa nutrisi yang paling diperlukan manusia secara garis besar adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Untuk santapan sahur, ia sarankan agar makan nasi, kentang, dan ubi sebagai sumber karbohidrat. Untuk protein,daging, ikan, dan telur bisa menjadi pilihan. Lemak dapat diperoleh dari minyak dan daging ayam negeri.

Namun, Ari mengingatkan, orang yang berpuasa untuk menghindari makanan yang mengandung lemak berlebih saat sahur karena susah dicerna. Demikian pula konsumsi susu. Bagi yang berusia di atas 30 tahun, sebaiknya memilih susu rendah lemak atau bahkan tanpa lemak.

Konsumsi cairan yang dianjurkan Ari adalah jus buah-buahan, seperti mangga atau jeruk, karema menyediakan vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh. “Tapi jangan pakai gula atau susu,” kata Wakil Sekjen Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia itu.

sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5053053

Nuansa persaingan para calon Kapolri sebagai satu hal yang bersembunyi di balik penangkapan Abu Bakar Baasyir memang benar adanya.

Tapi soal kabar yang mengatakan bahwa salah seorang petinggi polisi bintang tiga yang saat ini masih menjabat Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Gories Mere, berambisi menduduki posisi Polri-1, dinilai tidak benar.

“Kita dengar juga seperti itu, tapi kalau disebutkan jenderal bintang tiga yang itu (Gories Mere), dia kan selama ini tidak masuk dalam bursa, mungkin sebatas pendukung salah satu figur calon kuat,” ujar Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane, kepada Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Sabtu, 14/8).

Neta mengatakan, hal wajar bila barisan pendukung masing-masing calon sudah bermanuver dan gencar melakukan sosialisasi untuk melicinkan jalan jagoannya menggantikan Bambang Hendarso Danuri.

“Kemungkinan besar memang ada yang mencari simpati dari presiden untuk bursa Kapolri. Penangkapan Baasyir itu kan respons dari ucapan Presiden. Kalau memang Abu Bakar Baasyir DPO, pasti akan didahului pemanggilan. Baasyir kan mudah sekali mencarinya, dia tidak akan kemana-mana hanya berdakwah saja,” jelasnya.

Sebelumnya, salah seorang orang kepercayaan Abu Bakar Baasyir, Fauzan Al Anshari, kepada Rakyat Merdeka Online, mengutarakan, momen penangkapan mantan Amir Majelis Mujahidin itu amat nyaman dimanfaatkan untuk macam-macam manuver.

Fauzan tak lupa menyebut manuver persaingan para calon Kapolri sebagai salah satu yang bersembunyi di balik penangkapan Baasyir.  Dalam kasus ini, ia mencurigai satu nama yaitu Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Gories Mere.

“Saya mencurigai Goris Mere, dia kan di BNN tapi kenapa dia selalu terlibat dalam penggerbekan teroris termasuk di dalam penangkapan Ustad Baasyir ini,” ucapnya.

Seperti diketahui, dalam beberapa minggu ini diperkirakan Presiden SBY akan memutuskan siapa nama jenderal polisi yang akan diajukannya ke Parlemen untuk menggantikan Jenderal Bambang Hendarso Danuri. Sejauh ini ada delapan nama calon kuat Kapolri yang sudah mulai dibicarakan banyak kalangan. Antara lain, Wakapolri Komjen Jusuf Manggabarani, Irwasum Komjen Nanan Soekarna, Kapolda Sumatera Utara Irjen Oegroseno, Kapolda Metro Jaya Irjen Tmor Pradopo, juga Kalakhar Badan Narkotika Nasional (BNN) Gories Mere. Per tanggal 1 Agustus yang lalu Jenderal BHD yang lahir pada tanggal 10 Oktober 1952 disebut-sebut telah memasuki masa persiapan pensiun.[ald]

Thailand

Ketimpangan Hukum Antara Ustadz Baasyir Dan Pezina Ariel Peterpan

Inilah Kronologi Terorisasi Aceh yang Dipakai untuk Menjerat Ba’asyir

Sedjak satoe maret 2009

  • 81.573 hits